Thailand Minta Bantuan Militer AS cari Korban Terjebak Banjir Dalam Gua
- Di Tulis Oleh Sumsel Nian
- 28 Juni 2018
- 1028 Pembaca
Chiang Rai, Sumselnian.com - Pasukan Amerika Serikat dan penyelam Inggris tiba di Thailand untuk mencari 12 murid dan pelatih sepak bola, yang diyakini terperangkap banjir di gua, saat regu penyelamat bersiap mengebor gua pada hari kelima pencarian.
Mayor Buncha Duriyapan, komandan Distrik Militer ke-37 di Chiang Rai, mengatakan bahwa pekerja akan mengebor dari atas gugus gua Tham Luang di Provinsi Chiang Rai untuk membuat pintu masuk lain bagi pekerja penyelamat.
"Kami akan menelusuri dari salah satu cerobong," kata Buncha kepada wartawan pada Kamis.
"Penyelam ahli langsung terjun dari pesawat ke dalam gua itu untuk melakukan pemantauan," katanya, merujuk pada tiga penyelam Inggris, yang mendarat di Thailand pada Rabu.
Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwan mengatakan, 30 anggota Komando Pasifik Amerika Serikat (USPACOM) telah bergabung dengan operasi pencarian.
"Komando Pasifik Amerika Serikat (USPACOM) telah mengirim 30 staf dengan peralatan untuk membantu menembus dinding gua," kata Prawit kepada wartawan.
Upaya pencarian, yang termasuk unit SEAL angkatan laut Thailand, telah terhambat oleh hujan lebat dan banjir di dalam gua di mana anak-anak lelaki berusia antara 11 dan 16 tahun, dan asisten pelatih 25 tahun mereka hilang pada Sabtu.
Petugas penyelamat pada Kamis menjelajahi puncak gunung untuk mencari pintu masuk alternatif ke gua di tempat kejadian.
Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Wirachai Songmetta mengatakan polisi akan menjelajahi jalan sepanjang satu kilometer di sebelah kanan gua pada Kamis.
Sejauh ini, tim penyelamat telah berfokus pada rute sepanjang tujuh kilometer di sebelah kiri pintu masuk gua yang mereka yakini ditempuh oleh anak-anak dan pelatih mereka.
Pihak berwenang mengatakan mereka optimis anak-anak itu masih hidup, tetapi SUDAH lima hari tidak ada kabar yang terlihat di wajah sanak-saudara anak-anak sekolah yang terjebak itu.
Anggota keluarga, yang matanya memerah karena menangis, mengatakan doa pada hari Kamis di dekat gua, dipimpin oleh seorang biksu Buddha berjubah warna kuning jingga.
"Amati nafasmu di tempat cinta ini. Cinta antara ibu, ayah dan anak," kata biksu itu kepada kerabat, yang cemas.
"Jangan khawatir dan tunggu kabar baik," katanya.(Ant/Nef)
Comments (0)