Polsri Gelar Peringatan Dies Natalies Ke 37, Ini Disampaikan Dari Kemenristekdikti
- Di Tulis Oleh yokunda
- 02 November 2019
- 974 Pembaca
Palembang, Sumselnian.com - Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) menyelenggarakan Dies Natalies ke 37 tahun 2019.
Mengambil tema "Kreativitas dan inovasi teknologi untuk meningkatkan sumber daya pendidikan vokasi yang unggul di era revolusi 4.0."
Dipusatkan di Gedung Graha Pendidikan Polsri Bukit Besar Palembang, Sabtu (2/11/2019).
Acara ini dihadiri oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Riset Teknologi bidang infrastruktur Ir Hari Purwantoro MSc DIC, Pemprov Sumsel yang diwakili oleh Asisten III bidang Administrasi Dan Umum Prof Dr HM Edwar Juliartha, Ketua Senat Ahmad Jon Heri, Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa, Pembantu Direktur I, Pembantu Direktur II, Pembantu Direktur III, dan undangan lainnya.
Dikatakan oleh Staf Ahli Menteri Riset Teknologi bidang infrastruktur Ir Hari Purwantoro MSc DIC bahwa peran perguruan tinggi untuk menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, apalagi saat ini kita berada diera digitalisasi industri 4.0. Adapun tantangan industri 4.0 diera disrupsi teknologi diantaranya adanya taxi, online taxi, driverless car, data entry, data analytic, dan big data.
"Teknologi akan melahirkan berbagai profesi yang saat ini belum ada. Untuk tingkat wirausaha dinegara kita masih sangat rendah, maka daripada itu Indonesia harus meningkatkan jumlah wirausahanya. GEI scorenya elatif rendah dibandingkan negara lain", ujarnya.
Kemudian untuk sistem pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2019 yang menempuh perguruan tinggi sebanyak 4.713 dari 8 juta jumlah jiwa, untuk mahasiswa vokasi/politeknik sebesar 15 persen. Jumlah lulusan pendidikan tinggi Indonesia tahun 2017 sebesar 1.046.141, dan ditahun 2018 menjadi 1.247.116.
"Pekerja saat ini diharapkan memiliki 21st century skills yakni cara berfikir, cara bekerja, sarana bekerja, dan cara hidup didunia. Intinya adalah robot tidak akan menghilangkan pekerjaan, maksudnya tidak ada yang bisa menggantikan kecerdasan manusia yang kreatif, fleksibel, dan mampu beradaptasi terhadap perubahan", ungkapnya.
Menurut Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa, kegiatan ini memang sudah melekat didalam pendirian lembaga Politeknik. Orasi ilmiah itu merupakan bagian dari kegiatan akademik dalam meningkatkan pengembangan program di politeknik.
"Sekaligus memperingati Dies Natalies maka dilakukan orasi ilmiah. Kita tiap tahun mengundang pembicara, hari ini kita mengundang Hari Purwantoro karena bergerak dibidang infrastruktur."
"Kita mendengarkan wawasan mengenai pengembangan dibidang teknologi, terutama infrastruktur dan pola kebutuhan kedepan. Diprediksi dengan disrupsi revolusi industri 4.0 akan ada banyak pekerjaan yang hilang, dan akan timbul pekerjaan baru", tegasnya.
Ditambahkannya untuk ruang lingkup kedepan sudah tidak lagi pendidikan konvensional, tetapi lebih kepada pola anak-anak zaman sekarang yang bergaya millineal.
Pola belajarnya ditopang dengan kefleksibelan, dinamis, mudah berubah, mudah pindah, kreatif, dan inovatif. Adanya vokasi supaya porsi dilapangan pekerjaan terpenuhi dengan benar, riset and development.
Untuk yang bekerja diback office lebih sedikit, yang banyak yang berada dilapangan. Maka 8.9 persen pendidikan akan divokasi, sedangkan 91,1 persen berada di sekolah (secara akademik).
"Menjadi pengembang dan pemikir, akhirnya tidak relevan, inilah pengembangan infrastrutur perlu ada kesepakatan bersama. Terutama untuk memenuhi peralatan dan fasilitas yang harus dipenuhi", pungkasnya.(nt/Yk)
Comments (0)