Jakarta, Sumselnian.com - Mendekati transisi dari orde lama ke orde baru, golf menjadi olahraga kegemaran para Jenderal TNI. Kebiasaan ini dilanjutkan para jenderal di era orde baru. Dimana kumpul-kumpul bersama para kolega di lapangan golf merupakan kegiatan rutin pejabat TNI.
Tak cuma main golf, para jenderal juga kerap makan di restoran mewah. Sementara para prajurit makan pakai tempe di barak yang hampir rubuh.
Hal itu, tak dilakukan Panglima TNI tahun 1978- 1983, Jenderal M Jusuf. Waktunya habis dipakai untuk mengunjungi para prajurit di pelosok Nusantara.
Para prajurit dan wartawan yang melihatnya, tentunya sangat heran. Karena Panglima TNI era 1978-1983 ini berbeda dengan para pendahulu dan jenderal-jenderal yang lain.
Dimana, Jenderal Jusuf tak pernah main golf bersama para jenderal lain. Biasanya setiap kunjungan ke daerah, pagi-pagi rombongan jenderal sudah main golf.
Para prajurit juga melihat Jenderal M Jusuf tak pernah makan malam di restoran mewah. Makanannya biasa saja. Apa yang dimakan prajurit, itu juga yang dimakan dia.
Selamat menjabat panglima, Jenderal M Jusuf menghabiskan waktunya untuk berkeliling dari satu barak ke barak lain. Karena itu dia tahu permasalahan prajurit di lapangan. Berbeda dengan jenderal yang cuma terima laporan di kantor ber-AC, Jenderal Jusuf melihat langsung para prajuritnya.
Hal ini dikisahkan wartawan senior Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal Jusuf, Panglima Para Prajurit terbitan Kata Hasta Pustaka tahun 2006.
Dia jadi paham kebutuhan antara satu pasukan dan pasukan lain berbeda. Di Kalimantan Barat misalnya, dia berdialog dengan Komandan Kodim setempat. Sang komandan meminta lima buah kapal berkekuatan 40 PK untuk patroli. Hal itu dikabulkan Jenderal Jusuf karena melihat langsung teritori Kodim itu dipisah-pisahkan sungai.
Di wilayah Goa, Jenderal Jusuf memberikan motor dan sepeda untuk patroli. Tapi di tempat lain, di pedalaman Sulawesi, justru motor dan sepeda tak bisa dipakai oleh petugas. Lain lagi kebutuhannya.
Maka Jenderal Jusuf langsung menoleh ke Asisten Logistik Hankam Laksamana Muda Kasenda yang selalu setia mendampinginya blusukan keliling Indonesia.
"Hei Kasenda, kasih dia itu kuda untuk patroli, tapi jangan sampai disewakan ya," pesan Jenderal Jusuf.
Begitulah Jenderal Jusuf. Selalu mau mendengarkan kebutuhan prajurit.
Yang mengharukan adalah saat dia meninjau asrama di Ambon. Kondisinya sangat menyedihkan. Bocor di sana-sini, bangunannya pun nyaris ambruk. Hal itu sampai membuat jenderal bintang empat itu berpikir keras.
"Aku tak sampai hati melihatnya. Kalau harus dipindahkan ke mana ya?" kata Jenderal Jusuf.
Segera saja dia panggil Gubernur Maluku Hasan Slamet. Atas campur tangan gubernur, asrama tentara tersebut dapat dipindahkan ke lokasi yang lebih baik dan dibangun hingga layak ditinggali.
"Pak Yusuf banyak yang mengidolakan. Perhatiannya pada prajurit besar sekali," kata Maman, seorang pensiunan prajurit TNI yang pernah merasakan dipimpin sosok jenderal legendaris itu.
Begitulah Jenderal Jusuf. Selalu punya kisah menarik bersama para prajurit rendahan.
Sumber : Merdeka.com
Comments (0)