Palestina Kutuk Pembukaan Kedubes AS di Jerusalem

Ramallah, Tepi Barat, Sumselnian.com - Presiden Palestina Mahmoud Abbss pada Senin (14/5) mengutuk pembukaan Kedutaan Besar AS di Jerusalem dan menyeru rakyat Palestina untuk berkabung pada Selasa, setelah pasukan Israel menewaskan 55 orang Palestina di Jalur Gaza.

Abbas berbicara dalam pertemuan para pemimpin pada Senin malam di Markas Pemerintah Otonomi Nasional Palestina di Kota Ramallah di Tepi Barat Sungai Jordan. Ia mengatakan, "Apa yang kita saksikan di Jerusalem hari ini bukan lah pemukaan kedutaan besar, tapi pembukaan pos depan permukiman Amerika." Ia mengutuk bahwa tindakan AS --yang membangkang terhadap hukum dan masyarakat internasional-- "telah memindahkan dirinya sendiri dari peran politik di Timur Tengah sebagai penengah", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Ia menekankan tuntutannya untuk menemukan mekanisme multilateral internasional guna mengawasi perdamaian.

Setelah pertemuan para pemimpin tersebut, Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Maliki mengatakan di dalam satu pernyataan kepada stasiun televisi dan radio resmi Palestina bahwa rakyat Palestina telah meminta pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan diadakan pada Selasa untuk membahas tuntutan rakyta Palestina bagi perlindungan internasional.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengatakan para pemimpin memutuskan untuk mengajukan kasus hukum ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengenai kegiatan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki.

Ia menambahkan para pemimpin Palestina juga memutuskan hukum membatasi hubungan dengan Israel dan melaksanakan keputusan Dewan Nasional Palestina yang diadakan pada April lalu.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Senin malam mengumumkan tentara Israel menembak hingga tewas 55 orang Palestina dan melukai 2.771 orang lagi dalam protes berdarah dan bentrokan sepanjang hari di bagian timur Jalur Gaza.

Protes besar oleh orang Palestina yang dinamakan "Pawai Satu Juta Orang Palestina" digelar pada Senin guna menentang pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.

"Hari Bencana", atau "Hari Nakba", buat rakyat Palestina diperingati pada 15 Maret setiap tahun, untuk mengenang pemindahan paksa dan pembersihan etnik sedikitnya 418 desa akiabt perang 1948.

Upacara pembukaan Kedutaan Besar AS di Jerusalem pada Senin dilakukan sejalan dengan pengakuan Presiden AS Donald Trump pada Desember lalu atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memerintahkan pemindahan kedutaan besar negaranya ke kota suci tersebut.

Rakyat Palestina menggambarkan tindakan AS itu sebagai provokasi dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional. Mereka memutuskan AS tak lagi memenuhi syarat sebagai penaja tunggal proses perdamaian dengan Israel dan menyerukan mekanisme banyak pihak internasional guna mengawasi perundingan perdamaian.

Sementara bentrokan rusuh sepanjang hari antara ratusan pemrotes Palestina dan tentara Israel di bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel menewaskan 15 dan melukai 2.771 orang Palestina, kata beberapa sumber medis.

Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan kepada wartawan bahwa tentara Israel telah menembak hingga tewas 55 orang Palestina dan melukai 2.771 orang lagi. Itu merupakan hari paling berdarah sejak berakhirnya agresi besar militer Israel terhadap Jalur Gaza pada musim panas 2014.

Ia menyatakan tujuh orang Palestina yang tewas pada Senin (14/5) adalah anak kecil, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan 54 orang yang cedera berada dalam kondisi sangat kritis.

"Sebanyak 1.204 orang cedera terkena amunisi aktif, 13 orang peluru logam yang berlapis karet, 133 akibat pecahan amunisi da 837 menderita sesak nafas karena menghirup gas air mata," kata Al-Qedra. Ia menuduh tentara Israel melakukan pembantaian terhadap rakyat yang tidak memiliki pertahanan diri.

Pemogokan umum mendominasi Jalur Gaza pada Senin, yang melibatkan murid sekolah, mahasiswa, pegawai bank dan toko, dan jalan-jalan lengang dari lalu-lintas serta pejalan kaki.

Ban dibakar di seluruh jalan utama untuk menentang pemindahan Kedutaan Besar AS ke Jerusalem.

Bus dan truk mengumpulkan orang dari jalan dan permukiman dan daerah di dekat masjid, sementara pengeras suara di masjid menyeru warga agar bergabung dalam pawai satu-juta-orang Palestina.

Kendaraan membawa ratusan peserta ke berbagai daerah di bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel.

Pemimpin Front Rakyat bagi Pembebasan Palestina Jamil Mizher mengatakan kepada wartawatan, "Hari ini, rakyat pergi ke daerah di bagian timur Jalur Gaza untuk mengubah sejarah dan mencatat tahap penting dalam sejarah mereka dan perjuangan mereka." "Rakyat kami keluar untuk mengatakan 'tidak' buat semua perskongkolan yang ditujukan kepada masalah Palestina, hak untuk pulang dan Jerusalem. Persekongkolan ini takkan berhasil dan rakyat kami berkeras untuk meraih hak sah mereka dari musuh dan mewujudkan kepulangan, kebebasan dan kemerdekaan," katanya.

Kepala sub-delegasi Komite Palang Merah Internasional di Jalur Gaza Gilan Devorn pada Senin pagi telah menyerukan dihindarinya korban jiwa dan kerugian di kalangan rakyat Palestina yang bergabung dalam protes massal terhadap Israel di bagian timur Jalur Gaza.

Devorn mengatakan dalam satu taklimat di Rumah Sakit Shiffa di Jalur Gaza, "Kami menyeru semua pihak agar melakukan langkah pencegahan guna memperkecil jumlah korban jiwa dan menghindari kerugian dan korban jiwa." Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) Hazem Qasem sebelumnya mengatakan, "Rakyat Palestina takkan menerima dengan cara apa pun untuk hidup dalam pengepungan yang diberlakukan atas Jalur Gaza, dan mereka bertekad untuk menulis dokuman mereka untuk memutuskan nasib sendiri." Pemimpin utama HAMAS di Jalur Gaza Mahmoud Zahar mengatakan kepada wartawan selama ketikut-sertaannya dalam pertemuan terbuka di bagian selatan Jalur Gaza bahwa mekipun ada kejahatan berupa tewas dan cederanya orang Palestina, "kami akan melanjutkan pawai kami sampai sasaran kami tercapai".

Pertemuan terbuka, protes dan bentrokan mencapai puncaknya pada Senin, sebagai bagian dari apa yang disebut oleh orang Palestina sebagai "Pawai Akbar Kepulangan", yang dimulai pada 30 Maret dan sejauh ini telah menewaskan 104 orang serta melukai 12.000 orang lagi.

"(Presiden AS Donald) Trump --yang memindahkan kedutaan besar negerinya ke Jerusalem tanpa keprihatinan atau penangkalan apa pun, adalah tanggung-jawab yang utama dan satu-satunya bagi penderitaan atas tumpahnya darah rakyat Palestina hari ini," kata Zahar.

"Kami menganggap Amerika Serikat dan kaum pendudukan sepenuhnya bertanggung-jawab atas pembantaian bergelimang darah hari ini di Jalur Gaza. Besok akan menjadi hari perkabungan untuk menghormati arwah para syahid dan kami menyeru rakyat kami untuk melanjutkan pawai kepulangan tanpa henti," kata Komisi Nasional Pawai Akbar Kepulangan dalam satu taklimat di bagian timur Kota Gaza.(Ant/Xin/Nef)
 

Berita Terkait

Comments (0)

Leave a Comment

*) Harus diisi